Minggu, 30 Desember 2007

Making A Drying Oil,

Drying Oil dari Minyak Jarak Non-Drying Oil

Minyak jarak merupakan golongan non-drying oil. Proses konversi minyak jarak agar dapat berfungsi sebagai drying oil memerlukan sebuah proses pengeluaran gugus hidroksi dan sebuah atom hidrogen dari rantai asam risinoleat atau yang kita kenal dengan proses dehidrasi. Proses dehidrasi asam risinoleat dilakukan dengan pemanasan dan penggunaan katalis asam (bentonit yang diasamkan dengan asam sulfat) pada kisaran suhu reaksi 150-270 oC. Pada salah satu referensi, kehadiran katalis telah digantikan dengan suhu reaksi yang cukup tinggi, 300-380 oC. Reaksi yang terjadi untuk jenis acetylated castor oil (1) dan reaksi polimerisasi atau pembentukkan gum(2)

C15H31COOH(l) =====> CH3COOH(g) + C14H28(g) (1)
acetylated castor oil asam asetat drying oil

(suatu asam karboksilat)

2C14H28(l) ========> C28H56(l) (2)
drying oil gum


Hasil dari proses ini berupa drying oil yang tidak berbau dan berwarna cerah. Drying oil digunakan dalam proses yang memerlukan pengeringan cepat, fleksibelitas yang tinggi, ketahanan terhadap senyawa kimia yang baik, dan resistensi yang baik terhadap air, seperti pada proses pembuatan varnishes, alkyds, cat, dan resin. Pada umumnya drying oil ditambahkan pada proses pengeringan produk.

Permasalahan yang kerap terjadi selama proses produksi adalah terjadinya reaksi samping berupa polimerisasi dan hidrolisis ester yang menghasilkan gum sehingga parameter keunggulan produk seperti bilangan asam, viskositas, dan saponifikasi tidak memenuhi spesifikasi pasar. Berbagai cara telah dikembangkan untuk mengatasi ini antara lain dengan melakukan filtrasi terhadap hasil keluaran reactor untuk memisahkan gum dengan drying oil atau melalui penambahan zat anti polimerisasi seperti natrium bisulfit, seng atau bubuk aluminium ke dalam proses.

Proses pembuatan drying oil dari minyak jarak
(untuk proses yang menggunakan metode pemisahan berupa filtrasi. )

Aliran umpan dipompa hingga tekanan 300 kPa dan dipanaskan melalui heater atau furnace (tergantung dari proses yang dipilih) hingga mencapai kisaran suhu reaksi. Jika suhu reaksi terlalu tinggi, beberapa komponen dalam drying oil akan mengalami degradasi dan mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan terutama warna produk sehingga suhu reaksi harus dijaga tetap pada kisaran suhu yang ada.

Aliran produk yang mengandung gum dipisahkan dengan sebuah separator . Bagian atas akan mengandung suatu asam karboksilat dan drying oil sedangkan bagian bawah mengandung gum dan drying oil. Selanjutnya pemisahan gum dan pemungutan kembali drying oil dilakukan dalam sebuah filter yang beroperasi pada suhu dibawah 180 oC sehingga arus bawah sebelum masuk harus didinginkan terlebih dahulu. Alat filtrasi yang digunakan harus mampu mengampu dua proses sekaligus agar proses keseluruhan dapat berlangsung secara kontinyu. Proses tersebut berupa pemisahan produk reaksi dan proses yang lain adalah untuk menghilangkan gum sebagai limbah. Tahap pemisahan selanjutnya adalah pemisahan asam karboksilat dengan drying oil sehingga diperoleh masing-masing drying oil dan asam karboksilat sebagai produk.




Contoh PFD untuk pembuatan drying oil (diambil dari ChE311)

Tidak ada komentar: